Tuesday, February 11, 2014

Mineral Clay

MINERAL CLAY
Kelompok utama mineral clay :

1. Kaolinite : termasuk mineral kaolinite, dickite, nacrite, dan halloysite. terbentuk dari dekomposisi feldspar orthoclase.           
2. Illite :  terdiri atas mineral muscovite (mica hidrat), phengite, brammalite, celadonite, & galuconite ( pasir clay brwarna hijau ). terbentuk dr dekomposisi orthoclase & beberapa feldspar lainnya.
3. Smectite : terdiri atas mineral montmorillonite, bentonite, nontronite, hectorite, saponite, dan sauconite. terbentuk dari pelapukan batuan yang kaya akan Ca dan Mg.
4. Vermicullite : Hanya terbentuk oleh mineral vermiculite. Terbentuk dari proses pelapukan feldspar.

Struktur Mineral Clay :
            Clay mineral adalah aluminium silikat terhidrat, dan diklasifikasikan sebagai Phyllosilicate atau layer silikat. Semua layer silikat dibangun dari 2 bentuk molekul, yaitu : molekul silikat struktur tetrahedral dan molekul alumina struktur octahedral seperti berikut :


Struktur layer 1 : 1 dan layer 2 : 1, sebagai berikut :


Struktur beberapa mineral clay :






Clay

C L A Y S

Clay merupakan hasil dari dekomposisi batuan granite. 75 persen lapisan bumi  terbentuk dari Alumina dan Silica, dua komponen mayor pembentuk clay. Granite terdekomposisi dalam feldspar, mineral yg paling umum adalah silica, alumina dan flux (alkali alam, seperti kalium, natrium, litium, calcium,dsb ). Flux adalah apapun yang “terlarut”, dan untuk jangka panjang mengalami pelapukan karena perubahan cuaca (weathering) dan dibawa oleh air.  Tersisa alumina dan silica sebagai refractory (tahan thd temperatur/panas) dan secara kimia adalah inert. Setelah sekian lama terpapar oleh air, alumina dan silica menjadi terhidrasi untuk menghasilkan clay. Proses tersebut terjadi melalui periode geologis yg lama dan tidak dapat disintesa. Clay mengandung 14% air . Clay yg belum dibakar juga mengandung air hidrat yg diuapkan selama proses pengeringan. Tahap dari green clay (unfired) dari yg paling banyak mengandung air sampai yg paling sedikit : slip, plastis clay, leather hard clay, bone-dry greenware.
Faktor-faktor yg berkontribusi mempengaruhi sifat plastisitas clay :
1.  Lempeng – like particle shape of particle (Memberikan area permukaan yang luas)
2.  Ukuran partikel (clay dengan partikel kecil lebih plastis dari partikel besar)
3. Tarik menarik kimia/elekrik diantara partikel (penambahan deflocculant mengurangi plastis)
4. Keberadaan bahan karbonat (organik) – (jumlah yang sedikit sangat membantu plastisitas, tp dl jumlah banyak menghasilkan clay yg alot (sticky) dan memiliki shrinkage yg besar)
Plastisitas adalah kemampuan clay untuk merespon tekanan dengan perubahan bentuk yg terus menerus dan permanen secara langsung tanpa ada bagian yang patah. Clay yg kurang plastis dikenal juga dengan a short clay, sementara yang plastis disebut a fat clay. Short clay pada umumnya memiliki shrinkage kecil, dan fat clay mempunyai shrinkage besar dan biasanya menyebabkan crack di drier.
Macam-macam Clay :
1.       Clay PRIMER
Clay primer atau disebut clay residual adalah clay yang dibentuk dari batuan induk. Biasanya dalam jumlah yang lebih sedikit dari secondary clay, lebih putih, ukuran partikel relatif  besar, bebas dari pengotor, secara umum tidak plastis, dan bersifat refractory. Sebagian besar kaolin masuk dalam kategori ini. Kaolin berasal dari bahas China, yaitu “Kao” berarti tinggi, dan “ling” yang berarti dataran, hal ini mengacu pada tempat ditemukannya kaolin. Kaolin biasa dikenal juga dengan nama China clay. Di Indonesia kaolin ditemukan di beberapa tempat seperti : Belitung, Kalbar,Kalteng, dsb.
2.       Clay SEKUNDER
Clay sekunder terbentuk di suatu tempat dari kumpulan partikel-partikel yang terbawa air (alluvial), angin (aeolian) atau melelehnya es abadi/ glacier (glacial). Clay golongan ini mengandung bahan organik (carbonaceous) dan pengotor lainnya seperti : besi, quartz, mika, dll. Beberapa kaolin yang plastis masuk dalam kelompok ini (shrinkage besar). Beberapa clay sekunder lainnya : ball clay, stoneware clay, fire clay, earthenware clay, slip clay, volcanic clay.
2.1.  Ball Clays
Dinamakan ball clay karena clay yang sangat plastis ini menggulung menjadi seperti bola saat di tambang. Ball clay berwarna grey, coklat dan coklat kekuningan saat masih bahan mentah, hal ini karena mengandung pengotor organik. Mengadung lebih banyak oksida besi dibandingkan kaolin, tp lebih sedikit dibanding fire clays. Lebih sedikit refractory dibanding kaolin dan ukuran partikel yang lebih kecil. Ukuran patikel yang kecil mengakibatkan shrinkage yang besar (sampai 20%), dan paling plastis diantara semua clay. Terlalu plastis untuk dipakai sebagai single material. Menambah green and dry strength. Kadang-kadang digunakan sebagai bahan untuk glaze untuk menambah kekuatan coating glaze. Matang pada range cone 10-12. Jumlah maksimal yang dapat dipakai untuk body base putih tidak lebih dari 15%.
2.2.  Fire Clays
Clay dengan ukuran partikel yang besar, mengandung silica oksida lebih banyak dari ball clay,  shrinkage yang kecil, penahan panas yang bagus (refractory), mengadung oksida besi lebih banyak dibanding ball clay, warna bakar coklat, dan temperatur matangnya tinggi.
2.3.  Stoneware Clays
Clay dengan ukuran parikel lebih besar dari ball clay, shrinkage lebih kecil dari ball clay, plastisitas kurang dari ball clay, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua hasil dari proses oksidasi. Matang disekitar cone 10.
2.4.  Earthenware Clays
Bahan mentahnya berwarna merah, jingga, abu-abu, dan kehijauan dan hasil bakarnya berwarna orange sampai merah. Umumnya matang pada range cone 08-01, secara umum matang diatas cone-4. Mengandung oksida besi yang tinggi sehingga memberikan warna merah saat dibakar. Membutuhkan temperatur leleh yang cukup tinggi untuk menyebabkan vitrifikasi. Over firing akan menyebabkan rapuh. Sifat plastisitasnya bervariasi, dari yang paling alot sampai short clay. Paling banyak jenis clay yang digunakan sebagai bahan baku yang ditemukan di alam adalah jenis  jenis clay  ini.
2.5.  Slip Clays
Clay jenis ini mengandung oksida besi dan pengotor lainnya, meleleh sempurna pada range cone 9-10.
2.6.  Volcanic Clays
Terbentuk dari proses pelapukan silica sand dan abu gunung berapi. Rata-rata ukuran partikelnya kecil, dan ukuran partikel terkecil dari seluruh clay ditemukan pada jenis clay ini. Contoh : bentonite (Al2O3.4SiO2.H2O), memiliki sifat plastisitas 5 kali dari ball clay, digunakan sekitar 2-3% di base body untuk menambah plastisitas. Macaloid adalah jenis bentonite sintetis.